Banner

PENDAMPINGAN PENGELOLAAN TANAMAN PATIKALA DAN RUMPUT LAUT SEBAGAI POTENSI LOKAL DAERAH BERNILAI EKONOMI TINGGI

PENDAMPINGAN PENGELOLAAN TANAMAN PATIKALA DAN RUMPUT LAUT SEBAGAI POTENSI LOKAL DAERAH BERNILAI EKONOMI TINGGI

HUMAS FEBI — Sebagai institusi pendidikan yang adaptif terhadap berbagai potensi alam yang ada di lingkungan. TIM PKM FEBI IAIN Palopo melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di kelurahan Battang Kota Palopo. Kegiatan ini terselenggara sebagai tindaklanjut dari kerjasama pemerintah kota palopo dengan FEBI IAIN Palopo.

Pembukaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada Jumat 26 Agustus 2022 dan dihadiri oleh Kepala Lurah Battang Rahman, S.E dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo Dr. Takdir, M.H. Dalam kegiatan pembukaan tersebut juga dilaksanakan penandatanganan MoA oleh FEBI IAIN Palopo dan pihak Kelurahan Battang Kota Palopo. Komitmen bersama dalam membangun daerah dapat terwujud jika dilakukan kolaborasi bersama dengan banyak pihak salah satunya dengan para akademisi dalam hal ini FEBI IAIN Palopo.

Kegiatan pengabdian kali ini adalah berbasis Participatory Rural Appraisal (PRA). Participatory Rural Appraisal merupakan pendekatan yang mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pengembangan sebuah kegiatan. Masyarakat setempat mampu mengidentifikasi kondisi kehidupan dan potensi daerahnya. Melalui partisipasi yang menuntut peran aktif dari masyarakat secara gotong royong dan musyawarah.

Melihat melimpahnya produk unggulan pertanian yang ada di kelurahan Battang, seperti tanaman patikala yang menjadi tanaman khas dan banyak dijumpai di daerah ini. Tanaman patikala bisa diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi seperti diolah menjadi dodol, sirup, dan sebagainya. Selain itu, rumput laut juga menjadi salah satu komoditi unggulan yang ada di kelurahan Battang. Dalam kesempatan ini, TIM PKM FEBI IAIN Palopo berkesempatan memberikan pelatihan pengolahan patikala dan rumput laut, menjadi dodol, panganan ringan, sirup dan beberapa produk lainnya.

Edi Indra Setiawan, S.E., M.M. selaku penanggunjawab pada kegiatan ini mengungkapkan “peserta kegiatan ini adalah masyarakat setempat yang sangat antusias mengikuti kegiatan rangkaian kegiatan pelatihan dari awal hingga akhir” pungkasnya. Salah seorang peserta pelatihan, Ibu Wati mengungkapkan “selama ini kami hanya menggunakan patikala sebagai bahan campuran masakan seperti kapurung (panganan khas palopo dan luwu), namun melalui kegiatan ini kami baru mengetahui bahwa patikala dapat diolah menjadi dodol”. terangnya.


Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain asesmen potensi desa, pelatihan produk lokal berupa pengolahan patikala, layanan sosial pemeriksaan gigi dan mulut, pembelajaran keagamaan, bahasa inggris dan permainan interaktif untuk adik-adik remaja masjid.

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *